Holianto
Sobat ...
Hari Sabtu minggu lalu saya bersama salah seorang teman membesuk orang tua salah seorang rekan di persekutuan kami di rumah sakit.
Bukan kebetulan pada saat yang sama, ada seorang ibu yang usianya sudah lanjut baru masuk satu ruangan dengan orang tua rekan kami tsb.ibu ini di rawat di rumah sakit karena kakinya patah.

Dan yang mengejutkan begitu ibu ini melihat rekan saya tadi, dia langsung memanggil pak profesor. pikirnya .. oh dokter yang merawat dia sudah datang.mungkin tampang rekan saya ini kayak "profesor". dia kebetulan pakai baju berwarna putih dan kepalanya sedikit botak.

Beberapa saat kemudian rekan saya ini mendekat ke ibu tsb. Lalu menanyakan apakah ibu mau kami doakan ? ibu tsb mengangguk kepalanya tanda setuju.Lalu Kami berdoa buat ibu tsb. Selesai berdoa, saya sedikit terkejut karena awalnya ibu tadi memanggil rekan saya itu dengan sebutan "profesor", setelah berdoa dia ganti memanggil dengan sebutan "bapak pendeta". ibu ini berulang-ulang mengucapkan terima kasih pak pendeta, terima kasih pak pendeta.
Pak Pendeta sudah mau mendoakan saya. Pak Pendeta sudah mau memperhatikan saya. Terakhir baru kami tahu bahwa ibu ini hidup sebatang kara. Dia tidak mempunyai keluarga. Ibu ini hidup sendiri. Hanya rekan rekan seiman yang memperhatikan dia.

Sobat .. dari kejadian ini ... ada satu pelajaran yang bisa saya ambil yaitu bukan hanya seorang pendeta yang bertugas melayani sesama dengan kasih.
Saudara dan sayapun harus bisa melakukan hal tsb. Walau status kita bukan seorang Pendeta, tetapi hendaklah kehidupan kita selalu mencerminkan KASIH Kristus. Sehingga banyak orang bisa merasakan bahwa ada Kristus dalam kehidupan kita, ada Kristus dalam keluarga kita, ada Kristus dalam pekerjaan kita.

"Jadillah Terang dimana engkau dan saya berada". Tuhan Memberkati.
(Holianto)
Label: edit post
0 Responses