Sobat .. seorang rekan mengirimkan email artikel ini pada saya.
dan saya rindu sobat semua juga diberkati dengan artikel ini.
Tuhan sedang mengejar sesuatu di dalam diri setiap kita, dan sebelum
Dia mendapatkannya, hidup kita terkadang bisa cukup mengalami "badai".
Sekarang jangan salah paham, Tuhan bukanlah Seseorang yang sok kuasa
di Sorga, yang melempar kilat-kilat ke arah kita, menganiaya kita
sehingga kita berlari dengan langkah tak beraturan. Jauh dari itu!
Terkadang kita mengartikan keterlibatan Tuhan dalam hidup kita sebagai
sesuatu yang negatif dan tidak adil, tapi yang harus kita pahami
adalah, Tuhan selalu berada dalam proses memperhalus dan menyucikan
kita sebagai anak-anakNya, membuat kita semakin serupa dengan
gambarNya.
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah
putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak." (Ibrani 12:5b-6)
Terkadang kita merasa seolah-olah Tuhan sedang memegang kita dalam
posisi tercekik, dan Dia menghentak-hentakkan kakiNya, menunggu kita
berteriak "Stooooppp..." Tapi itu juga tidak benar. Seringkali Tuhan
berduka melihat kita mengambil jalan-jalan yang bodoh dan keras
kepala. Dia mengijinkan kita membuat pilihan-pilihan, lalu mengamati
kita dengan pandangan penuh belas kasih dan hati yang hancur.
Dia menunggu kita untuk menyadari bahwa kita tidak berdaya dan tidak
bisa berbuat apa-apa tanpa Dia.
Saya pernah mendengar seseorang berkata, "Setiap kita, secara
alamiah, adalah seperti kuda yang liar, dan sampai kita benar-benar
mengalami keadaan hancur, kita tidak dapat sepenuhnya dipakai
oleh Tuhan".
Kuda yang liar tidak dapat dikendalikan dan membahayakan nyawa
penunggangnya. Tapi jika kuda liar itu sudah jinak, dan sampai kepada
keadaan dengan rendah hati mau tunduk, pemandangan yang indah akan
mulai terlihat. Perlahan tapi pasti, kuda itu menjadi semakin
responsif kepada suara dan pimpinan tuannya, metamorfosis dari
karakternya pun terjadi, dia menjadi lebih sensitif sehingga tuannya
bahkan bisa membimbing dia dengan tali kekang yang terbuat dari benang
sutra. Kuda itu menjadi peka akan keinginan tuannya, sehingga tuannya
hanya perlu gerakan memutar pergelangan tangan, atau menarik lembut
tali kekang, dan dia akan mengikuti dengan patuh.
Saat kita mulai melihat hikmat dan mendapatkan pengertian dari jalan
jalan Tuhan dalam hidup kita, mungkin itu butuh waktu selama satu masa,
atau terkadang seumur hidup, sebelum akhirnya kita sepenuhnya mengerti
fakta bahwa Tuhan akan menggunakan apapun juga untuk membawa kita
kepada doa penyerahan itu, tempat di mana kita akan berkata, "Bukan
kehendakku, tapi kehendakMu jadilah..."
Saya belajar dengan cara yang keras, melalui perang antar kehendak
dalam hidup saya, yang adalah peperangan terberat bagi saya. Secara
alamiah, kita begitu ingin memegang kendali, sementara Tuhan mungkin
sedang berkata, "Aku tidak mau angin kencang itu meniupkan badai ke
dalam hidupmu hanya untuk membuatmu melonggarkan genggamanmu atas
keadaan itu. Aku ingin membawa kedamaian dan menenangkan setiap badai
yang telah mengamuk dalam dirimu. Ijinkan Aku mengatakan 'tenanglah'
kepada setiap angin badai dan gelombang kesengsaraan yang menghantam
jiwamu. Datanglah kepadaKu dan lepaskanlah genggaman kencang atas
kehidupanmu sehingga Aku bisa memimpinmu ke padang rumput yang hijau
dan kedamaian dimana air mengalir, dimana ada ketenangan dan istirahat
setelah badai berlalu."
Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu
menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya:
"Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
(Mat 8:26b-27).
dan saya rindu sobat semua juga diberkati dengan artikel ini.
Tuhan sedang mengejar sesuatu di dalam diri setiap kita, dan sebelum
Dia mendapatkannya, hidup kita terkadang bisa cukup mengalami "badai".
Sekarang jangan salah paham, Tuhan bukanlah Seseorang yang sok kuasa
di Sorga, yang melempar kilat-kilat ke arah kita, menganiaya kita
sehingga kita berlari dengan langkah tak beraturan. Jauh dari itu!
Terkadang kita mengartikan keterlibatan Tuhan dalam hidup kita sebagai
sesuatu yang negatif dan tidak adil, tapi yang harus kita pahami
adalah, Tuhan selalu berada dalam proses memperhalus dan menyucikan
kita sebagai anak-anakNya, membuat kita semakin serupa dengan
gambarNya.
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah
putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak." (Ibrani 12:5b-6)
Terkadang kita merasa seolah-olah Tuhan sedang memegang kita dalam
posisi tercekik, dan Dia menghentak-hentakkan kakiNya, menunggu kita
berteriak "Stooooppp..." Tapi itu juga tidak benar. Seringkali Tuhan
berduka melihat kita mengambil jalan-jalan yang bodoh dan keras
kepala. Dia mengijinkan kita membuat pilihan-pilihan, lalu mengamati
kita dengan pandangan penuh belas kasih dan hati yang hancur.
Dia menunggu kita untuk menyadari bahwa kita tidak berdaya dan tidak
bisa berbuat apa-apa tanpa Dia.
Saya pernah mendengar seseorang berkata, "Setiap kita, secara
alamiah, adalah seperti kuda yang liar, dan sampai kita benar-benar
mengalami keadaan hancur, kita tidak dapat sepenuhnya dipakai
oleh Tuhan".
Kuda yang liar tidak dapat dikendalikan dan membahayakan nyawa
penunggangnya. Tapi jika kuda liar itu sudah jinak, dan sampai kepada
keadaan dengan rendah hati mau tunduk, pemandangan yang indah akan
mulai terlihat. Perlahan tapi pasti, kuda itu menjadi semakin
responsif kepada suara dan pimpinan tuannya, metamorfosis dari
karakternya pun terjadi, dia menjadi lebih sensitif sehingga tuannya
bahkan bisa membimbing dia dengan tali kekang yang terbuat dari benang
sutra. Kuda itu menjadi peka akan keinginan tuannya, sehingga tuannya
hanya perlu gerakan memutar pergelangan tangan, atau menarik lembut
tali kekang, dan dia akan mengikuti dengan patuh.
Saat kita mulai melihat hikmat dan mendapatkan pengertian dari jalan
jalan Tuhan dalam hidup kita, mungkin itu butuh waktu selama satu masa,
atau terkadang seumur hidup, sebelum akhirnya kita sepenuhnya mengerti
fakta bahwa Tuhan akan menggunakan apapun juga untuk membawa kita
kepada doa penyerahan itu, tempat di mana kita akan berkata, "Bukan
kehendakku, tapi kehendakMu jadilah..."
Saya belajar dengan cara yang keras, melalui perang antar kehendak
dalam hidup saya, yang adalah peperangan terberat bagi saya. Secara
alamiah, kita begitu ingin memegang kendali, sementara Tuhan mungkin
sedang berkata, "Aku tidak mau angin kencang itu meniupkan badai ke
dalam hidupmu hanya untuk membuatmu melonggarkan genggamanmu atas
keadaan itu. Aku ingin membawa kedamaian dan menenangkan setiap badai
yang telah mengamuk dalam dirimu. Ijinkan Aku mengatakan 'tenanglah'
kepada setiap angin badai dan gelombang kesengsaraan yang menghantam
jiwamu. Datanglah kepadaKu dan lepaskanlah genggaman kencang atas
kehidupanmu sehingga Aku bisa memimpinmu ke padang rumput yang hijau
dan kedamaian dimana air mengalir, dimana ada ketenangan dan istirahat
setelah badai berlalu."
Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu
menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya:
"Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
(Mat 8:26b-27).
Great posting!
Thanks untuk entry ini... Sangat memberkati. JLU!