Sobat Give Thanks,
Dari judul artikel ini, sangat
kontraversi. Mungkin sebelum
anda membaca artikel ini,
anda akan berkata artikel
yang sesat !
Mari simak artikel ini. Artikel yang bagus yang saya terima
dari email seorang rekan. Selamat Membaca ....
Dari pengamatan saya terhadap keseharian yang saya temui,
saya dapat menyimpulkan satu hal:
Tuhan memang serba bisa, tapi Dia tidak pintar matematika.
Kesimpulan ini bukan tanpa dasar lho.
Banyak bukti empiris yang mendukung kesimpulan saya ini.
Sebagai seorang "fresh graduate", saya tak mungkin mengharapkan
penghasilan tinggi dalam waktu sekejap.
Terlebih karena saya memegang prinsip bahwa hal yang terpenting
dalam bekerja adalah kepuasan hati.
Saya lebih memilih pekerjaan yang mungkin tak segemerlap pekerjaan
yang dipilih teman-teman seangkatan saya, tapi mampu "memuaskan"
idealisme saya.
Saya memang sangat mencintai dan menikmati pekerjaan saya saat
ini. Tapi saat saya berbincang dengan seorang teman yang bekerja
di ibukota, ia mulai membandingkan penghasilan kami (dari sisi
finansial tentunya). Jelas saja saya kalah telak darinya.
Saya sempat jengkel sebentar.
Bagaimana tidak.
Selama bermahasiswa, sepertinya prestasi kami sejajar, bahkan
saya lebih dahulu lulus ketimbang dia.
Tapi kenapa Tuhan tidak menitipkan rejeki yang sama besarnya
dengan yang dititipkan pada teman saya ini?
Tapi, begitu saya merenungkan kembali segala kebaikan Tuhan
saya menemukan satu hal yang luar biasa.
Ternyata penghasilan saya yang tak seberapa itu cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saya, bahkan untuk mengirim
adik ke bangku kuliah. Padahal logikanya pengeluaran saya per
bulannya bisa sampai dua kali lipat penghasilan saya.
Lalu darimana sisa uang yang saya dapat untuk menutupi
kesemuanya itu? wah, ya dari berbagai sumber.
Tapi saya percaya tanpa campur tangan-Nya, itu semua tidak
mungkin.
Nah, ini salah satu alasan mengapa Tuhan tidak pintar
matematika. Lha wong seharusnya neraca saya sudah njomplang
kok masih bisa terus hidup.
Bukti kedua adalah kesaksian seorang teman.
Ia mengaku kalau semenjak lajang, penghasilannya tidak jauh
berbeda dengan sekarang.
Anehnya, pada saat ia masih membujang, penghasilannya selalu
pas.
Maksudnya, pas akhir bulan pas uangnya habis.
Anehnya, begitu ia berkeluarga dan memiliki anak, dengan
penghasilan yang relatif sama, ia masih bisa menyisihkan
uang untuk menabung.
Aneh bukan?
Berarti kalau bagi manusia 1 juta dibagi satu sama dengan
1 juta dan 1 juta dibagi dua sama dengan 500 ribu, tidak
demikian bagi Tuhan.
Dari kesaksian teman saya, satu juta dibagi 3 sama dengan
satu juta dan masih sisa.
Betul kan bahwa Tuhan itu tidak pintar matematika?
Ah, saya cuma bercanda kok.
Buat saya, kalau dilihat dari logika manusia
Dia memang tidak pintar matematika.
Mungkin murid saya yang kelas 2 SD lebih pintar dari Dia.
Tapi satu hal yang harus digarisbawahi:
MATEMATIKA TUHAN BEDA DENGAN MATEMATIKA MANUSIA.
Saya tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah sanggup
mengetahui persamaan apa yang digunakan Tuhan.
Tapi kalau boleh saya menggambarkan, ya kira-kira demikian:
X = Y dimana
X = pemberian Tuhan
Y = kebutuhan
Ya, Tuhan selalu mencukupkan apapun kebutuhan kita.
Tanpa kita minta pun, Dia sudah "menghitung" kebutuhan kita
dan menyediakan semua lewat jalan-jalan- Nya yang terkadang
begitu ajaib dan tak terduga.
Menyadari hal itu, saya bisa menanggapi cerita teman-teman
yang "sukses" dengan penghasilan tinggi di luar kota dengan
senyum manis.
Soal penghasilan Tuhan yang mengatur.
Untuk apa saya memusingkan diri dengan berbagai kekhawatiran
sementara Dia telah menghidangkan rejeki di hadapan saya.
Yang perlu saya lakukan hanyalah melakukan bagian saya yang
tak seberapa ini sebaik mungkin, dan Ia yang akan mencukupkan
segala kebutuhan saya.
God Bless U.
Artikel yang sangat bagus and very inspiring nih. Sangat memberkati sayah, karena itu sayah masukkan dalam Blogger Pay It Forward. Mohon diteruskan yah ^_^
Thx Im Trully Blessed with this article. Sedang pusing juga dengan masalah pekerjaan dan karier tapi benar Tuhan gak pernah biarkan aku kekurangan...
Tq
visit my blog jafeto purposer